Kamis, 09 Oktober 2008

Arya Djipang

Arya Djipang atau Arya Penangsang adalah tokoh yang tipikal daerah pesisir, tegas, kasar, tanpa basa-basi, temperamental, namun jujur terhadap nuraninya. Hadiwijoyo melambangkan kekuasaan feodalis/birokrat yang berdiam di pedalaman Jawa. Ciri-2nya selalu mencoba berbicara segala sesuai dgn sangat normatif (sedikit/tanpa solusi ataupun bukti apapun), berbelit-belit, kaku, bertata-krama tinggi, dan cenderung otokratis.
Arya Djipang melambangkan tokoh demokrat yg hendak memporak-porandakan penyelewengan-2 pihak feodal pedalaman. Konteksnya adalah, penyebaran agama di daerah pedalaman saat itu dipandang oleh kaum pesisir sdh menyimpang terlalu jauh. Secara garis besar agama Islam yg beredar di pedalaman terlalu mengadaptisir budaya masyarakat yg cenderung animis dinamis, sehingga timbullah istilah kejawen, yg bagi kaum pesisir dipandang sebagai satu titik yang sangat dekat dgn syirik.Adipati Djipang pada saat itu bernama Arya Penangsang, yang lebih dikenal dengan nama Arya djipang. Daerah kekuasaan meliputi : Pati, Lasem, Blora, dan Jipang sendiri. Akan tetapi setelah Jaka Tingkir ( Hadiwijaya ) mewarisi tahta Demak pusat pemerintahan dipindah ke Pajang. Dengan demikian Blora masuk Kerajaan Pajang.
Memang benar tampaknya ada konflik kepentingan diantara para wali terutama Sunan Kudus dan Sunan Kalijaga. Terlepas dari benar/tidaknya konflik tersebut dan apapun kepentingannya, tapi memang benar bahwa Arya Djipang atau Arya Penangsang adalah murid kesayangan Sunan Kudus dan jaka tingkir adalah murid kesayangan sunan kalijaga. di ambil dari WebGaul Forum : : A ZEIN Company
Mungkin maksud hati ingin memberikan alasan mengapa di blogku tercantum nama Arya Djipang, di samping ingin memperkenalkan siapa dia tapi yang lebih membuat saya tertarik dari nama ini adalah ternyata kalo di singkat bisa menjadi namaku Adang He...he....,tapi tau ga Bro nama ini juga pernah di gunakan oleh seorang pejuang islam yang ingin menegakan kalimat Tauhid di bumi Indonesia di mana ketika pada tahun 1929 menjadi redaktur harian Fadjar Asia.Siapa dia?Tanya Bung karno.